https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=34375937#settings

26 May 2015

Tonggak, Nirwana



Saya membayangkan kita mungkin seperti para penumpang dalam bahtera besar yang disebut “waktu”. Jika kau atau seseorang mati, kau diturunkan dari bahtera itu, lalu yang lain segera meneruskan perjalanan. Orang-orang yang mati, yang telah diturunkan dari bahtera, mula-mula mungkin terlihat seperti tonggak-tonggak, setidaknya bagi sejumlah orang, lalu pelan tapi pasti, tonggak-tonggak itu berubah menjadi titik-titik yang segera juga mengabur. Lalu pada akhirnya mereka pun menjelma asap, mungkin dongeng, atau barangkali juga bukan apa-apa?

Mungkin kematian juga bisa dilihat dengan kaca mata yang lebih “gembira”. Barangkali kematian adalah sebuah awal baru yang melegakan. Kalau kau mati, kodratmu sebagai “mahluk kasar” yang terikat pada bumi fana pun berakhir. Bentuk kasar itu tertinggal pada tanah, sedang jiwamu sebagau kupu terbang melayang menembus kepompong samsara dan menjangkau moksa, nirwana, yang diyakini menjadi sumbernya yang mula-mula.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...