Kantor Bubar
Setelah semuanya pulang, bubar
Barulah mungkin kau sempat terusik, sadar
Hanya hampa, semua yang seharian kau kejar
Yang di atas mejamu kini berserak terlantar
Belum Penyair
Belum penyair saya
Masih tingkat pengrajin kata
Payah mengais aksara
Di rimba raya alifbataNya
Doa di Pantai
Mintalah kepada sang pemilik lautan
Supaya diberinya kau kekuatan
Sebuah perahu bernama keyakinan
Sebelum kautempuh ini keluasan
Malam di Gang
Tukang sekoteng barusan lewat
Televisi barusan saja kumatikan
Ada yang batuk-batuk di rumah sebelah
Nyaring suara ketawa di gardu ronda
3 comments:
Salam untuk Pk Ook Nugroho.
Saya diperkenalkan kpd situs Bpk. melalui situs jaringan sastra (Indonesia?).
Saya menelusuri daftar situs-situs sastra yang terpajang, dan, sesuai urutan daftar, situs Bpk. adalah nomor tiga (or some early number like that).
Saya menghampiri situs ini, dan, WOW, puisi-puisi pendek bertema sosial menyapa saya seketika. Menarik sekali penyusunan kata-katanya, dan pemilihan obyek puisi2nya!
Sepertinya saya akan sering mampir ke situs Bpk. untuk menyimak pencerahan-pencerahannya yang segar-segar.
Trims!
Trims juga Maggie.
Kalau diperhatikan blog ini sudah lama tidak diupdate. Ada kesibukan yang "memaksa" saya sementara terpaksa "cuti" bikin puisi. Mudah2an saya masih akan bisa terus menulis puisi lagi nantinya.
Salam
Mimbar
Terlalu banyak orang
Naik ke atas mimbar ini
Terlalu banyak janji
Di atas mimbar ini
Terlalu banyak petuah
Untuk soal yang begitu jelas
Terlalu banyak mimbar
Terlalu banyak sesumbar
ini paling berkesan buat saya maknanya sangat dalam
Post a Comment