Kadang terjadi yang seperti ini:
Sebuah sajak macet ketika dituliskan
Kata-kata terhenti di persimpangan sepi
Yang tanpa rambu apa pun juga
Tak ada petugas tergopoh datang menolongi
Pun malaikat bersayap kembar menebar sulapan
Hanya ada kau, sendirian, mondar-mandir sinting
Resah di antara baris yang batal nembus takdirnya sendiri
Kadang memang terjadi yang demikian
Lantas sekonyong saja kau putuskan: Pulang!
Atau kau pilih tetap di sana, bersabar menunggu--
Seperti di kota, kemacetan bisa saja berlangsung lama
Mungkin perlu beberapa musim lagi
Sebuah kisah terlepas mengurai, menemukan mulut
Kata-kata yang menyampaikannya pada dunia
Tapi saat ini, sepi menahannya di simpang waktu
Membaca puisi / Menulis puisi / Bukanlah urusan / Seringan angkat besi (Ikranagara)
07 September 2014
02 September 2014
Tak Berjudul
Serigala punya liang,
Burung ada sarangnya,
Tapi kata-kata ini
Bahkan tak berjudul--
Tempatnya berpaut
Jika malam tambah larut.
Saya bahkan tak paham,
Dari stasiun mana gerangan
Pengembaraan dimulai:
Bukankah ia tumbuh seiring musim,
Mengembang bersama cuaca?
Kekal dalam peralihan--
Seraya dilintasinya batas-batas rawan
Kegembiraan dan kedukaan.
Tak ada kiranya ling yang cukup
Bagi kisahnya yang degup,
Malahan kini saya percaya,
Ia menampik perhentian,
Pelabuhan-pelabuhan singgahan.
Dalam sengit kecamuk penciptaan,
Keluasan tema hanya menyerenya
Pada kemungkinan yang paling jauh,
Kelam lurung-lurung bahasa,
Sanubari manusia.
Burung ada sarangnya,
Tapi kata-kata ini
Bahkan tak berjudul--
Tempatnya berpaut
Jika malam tambah larut.
Saya bahkan tak paham,
Dari stasiun mana gerangan
Pengembaraan dimulai:
Bukankah ia tumbuh seiring musim,
Mengembang bersama cuaca?
Kekal dalam peralihan--
Seraya dilintasinya batas-batas rawan
Kegembiraan dan kedukaan.
Tak ada kiranya ling yang cukup
Bagi kisahnya yang degup,
Malahan kini saya percaya,
Ia menampik perhentian,
Pelabuhan-pelabuhan singgahan.
Dalam sengit kecamuk penciptaan,
Keluasan tema hanya menyerenya
Pada kemungkinan yang paling jauh,
Kelam lurung-lurung bahasa,
Sanubari manusia.
Subscribe to:
Posts (Atom)