Kau mengunyah pelan
Tidak terlihat terburu-buru
Seakan kau tak lapar
Tubuhku masuk gemeretak
Ke dalam anyir guha mulutmu
Taringmu sepasang membenam
Pada lambungku sekonyong nyeri
Kesedihan menganga bagai luka
Dia yang tergantung pada salib
Meski aku pasti bukan dia
Bukan juga sesiapa bagimu
Terus kau mengunyah pelan
Tidak juga terburu nafsu
Betulkah kau tak berasa lapar
Barangkali tak cukup menarik
Dagingku liat sarat pun pahit
Mengandung malam dan jerit
Lama tertimbun batu bebintang
Jadi kau perlukan bumbu
Penyedap lebih banyak lagi
Sedikit bermain dengan rasa
Di atas meja dan piring waktu
Bagiku itulah tambahan siksa
Tapi kesakitanku tak punya nama
Sewaktu kau kunyah remuk
Akhirnya tulang-belulangku
Mimpi-mimpiku pun berujung
Berakhir pada kelam curam
Terowong kerongkongmu
No comments:
Post a Comment