Bulan bundar di jendela itu
Bukankah bulan bundar yang sama
Yang dulu pernah dilihat
Penyair Sitor Situmorang
Di sebuah pekuburan belanda
Di pinggiran Jakarta 
                         Tahun limapuluhan
Pada sebuah Malam Lebaran?
Sewaktu tak sengaja
Ia panjat itu tembok pekuburan lama
Tersebab iseng atau tersebab lainnya
Sehabis gagal niatnya bertamu itu malam
Pada kawannya karib, Pram, namanya konon
Lantas pulang ditulisnya
Pada kertas lusuh secarik
Dipindahkannya itu bulan mahabundar
Dilukisnya 
            Jadi
puisi terus bersinar
Menyebrangi seribu malam lebaran lain  
Menerangi pekuburan besar bernama Jakarta ini
O, bulan bundar ajaib itu  
Melintasi juga jendela kamar saya malam ini
Mengingatkan mungkin, mungkin saja
Soal adresku penghabisan itu
2 comments:
pas baca bait pertama langsung berasa familiar,,
:)
pas baca bait pertama langsung berasa familiar bgt..
Post a Comment