Musuh-musuhnya sengit menuduhnya komunis
Tapi para sahabat sepakat, menjulukinya humanis
Cewek-cewek penggemarnya bilang ia “anak manis”
Sedang koran-koran berkabar hidupnya tragis
Aku tak paham, sungguhkah kisahnya begitu dramatis
Yang kutahu, ia memang pergi pada suatu Kamis manis
Di sebuah ceruk Mahameru, terhisap olehnya racun, amis
Dan lama sesudahnya, masih ada saja yang terkenang menangis
No comments:
Post a Comment