Tentang mulut yang mengunyah
Hendak ia menulis semacam pendapat
Barangkali dalam sepantun ayat
Darimana tapi memulainya
Demikian masih sangsi ia bertanya
Mungkinkah dari kilat taring sepasang
Atau liur terus menetes-netes itu
Syairku membuka mengalir
Tapi lebih tertarik ia sebetulnya
Pada daging korban tersayat
Dalam itu piring rebah melintang
Jagal mana mengirimnya ke sini datang
Dalam ini kisah sungguh telanjang
Hendak kutangkap lagi pekik ngeri
Sewaktu melayang nyawanya terbang
Tapi piring sungguh bising terlalu
Taring sepasang berkilau layak pedang
Pun liur terus menetes-netes itu
Jadi mengatup rasaku yang di dalam
Pada jantung korban tersayat melintang
Terang tak sampai jiwaku memegang
No comments:
Post a Comment