Dalam setiap sajak
Selalu ada bayangan
Seorang lelaki yang gemar berlagak
Dan mengaku saya
Seteru pun sekutuku berseru
Sungguh betapa ia mirip
Lihat saja caranya berjalan
Yang limbung di antara awan-gemawan
Wajahnya memang samar
Sebab derai hujan dan kelebat topan
Menutup arah pandangnya
Yang ditumbuhi ilalang petang
Ia juga gemar
Memainkan waktu di tangannya
Mengubah warna-warni musim
Menukarnya dengan raut malam yang pejam
Aku tak pernah tahu
Ia sebetulnya siapa
Setiap kali kutanya ia tertawa
Seraya lindap nyelinap ke dalam kata
No comments:
Post a Comment