Kata Kepada Penyair (1)
Sudah puluhan tahun kita bersama
Belum juga kau memahamiku sempurna
Masih juga sering kau ceroboh
Selaku lelaki kau teramat bodoh
Bukankah banyak kali sudah kukata
Memahamiku bukan soal urusan tatabahasa
Mengapa tak kau koyak ruwet jejaring tatakrama
Demi kau alami tubuhku sepenuh rasa?
Kata Kepada Penyair (2)
Kau bernapsu mengulitiku
Selapis demi selapis
Bermimpi menemukan di sebaliknya
Semacam inti atau saripati
Mahluk malang, kini kuberitahu
Leluhur kami dulu beramsal :
Kami terlahir dari semacam perih purba
Mereka tinggal di kekosongan arti
Kalianlah para mahluk dungu
Memaksa kami hadir di batas ambigu
Kini kau ciptakan pula permainan
Semu tanganmu meraba yang tak ada
No comments:
Post a Comment