Kadang terjadi yang seperti ini:
Sebuah sajak macet ketika dituliskan
Kata-kata terhenti di persimpangan sepi
Yang tanpa rambu apa pun juga
Tak ada petugas tergopoh datang menolongi
Pun malaikat bersayap kembar menebar sulapan
Hanya ada kau, sendirian, mondar-mandir sinting
Resah di antara baris yang batal nembus takdirnya sendiri
Kadang memang terjadi yang demikian
Lantas sekonyong saja kau putuskan: Pulang!
Atau kau pilih tetap di sana, bersabar menunggu--
Seperti di kota, kemacetan bisa saja berlangsung lama
Mungkin perlu beberapa musim lagi
Sebuah kisah terlepas mengurai, menemukan mulut
Kata-kata yang menyampaikannya pada dunia
Tapi saat ini, sepi menahannya di simpang waktu
No comments:
Post a Comment