Dengan sabar kutahankan
Lonjoran demi lonjoran najis
Tahi dan cucuran deras urina
Yang kau tumpahkan buatku
Dengan sempurna kutelan
(Kadang ceceran getah mani)
Kuserap hingga tertinggal samar
Bebayang liangmu pada wajahku
Liang yang teramat pemurah
Teruslah kau di atas sana
Puas mengangkangi nasibku
Seraya muntah tak henti-henti
Menumpahkan endapan mimpi
Dari ampas melimpah busuk ini
Setamat kulumat barulah kupilah
Sebagian kukirim ke lambung bumi
Selaku sesembahan murni bagimu
Sisanya biarlah tinggal mengendap
Kelak jika musim mengandung kata
Kuracik jadi sedap daging sajak
No comments:
Post a Comment