Kakek buyutmu dulu
Seorang yang soleh, anakku
Taat shalatnya
Mengalir dzikirnya
Tapi ia memang suka berfikir
Tentang bagaimana
Berjuang membasmi
Kaum kafir
Dari muka bumi
Ia tak pernah lelah
Menyusun ikhtiar
Begitulah suatu malam
Malam yang selalu kukenang
Dengan rasa gemilang
Kakek buyutmu
Berhasil juga
Mendirikan pahala
Maha pahala, anakku
Di malam yang gemilang itu
Yang penuh gelimang darah
Kakek buyutmu
Bersama dua karibnya
Telah menyudahi
Hidup tak senonoh
Sekawan jahanam
Mereka tengah kepayang
Dalam pesta jalang
Tentu saja
Para penguasa kafir
Dengan undang-undang kafir
Berpihak pada yang dzalim
Kakek buyutmu
Mereka nistakan
Begitulah, anakku
Malam ini marilah
Kita kenangkan kembali
Malam kala kakek buyutmu
Bersama dua karib solehnya itu
Menyudahi hidupnya
Menyerahkani umurnya
Selaku syuhada
Kepada barisan algojo
Penguasa durhaka
Jadi, anakku
Jelek-jelek begini
Kita ini turunan syuhada
Kaum pilihan suarga
Tapi para penulis kisah
Telah memuntir sejarah
Seraya menyebut kita
Juga kakek buyutmu, nak
Kaum angkara
Orang-orang dursila
No comments:
Post a Comment