HASIL Khatulistiwa Award (KLA) 2008 akhirnya mengerucut pada “Jantung Lebah Ratu” kumpulan puisi Nirwan Dewanto dan “Bilangan Fu” novel Ayu Utami sebagai pemenangnya. Dua karya yang menang itu disebut oleh Hamsad Rangkuti, salah satu juri pada kontes tahun ini, sebagai karya yang “mewakili spirit sastra yang serius dan matang”. Dua karya itu, katanya pula, menunjukkan bahwa yang terpenting dalam sastra tetaplah gagasan yang bernas, selain juga sublimasi bahasa (Kompas, 15 November 2008).
Ada hal yang mengusik saya, yakni tiadanya blog atau situs yang menyiarkan warta akhir KLA ini—setidaknya sampai siang tadi. Lucunya bahkan situs resmi KLA juga ikut-ikutan mogok. Jika pengumuman akhir KLA ini bukan hal yang dianggap penting, mengapa pula sejumlah blog mewartakan kontes ini dengan begitu bersemangat pada saat kontes baru masuk pada tahap awal? Jika awalnya diberitakan (dengan bersemangat) mengapa ujungnya tidak diumumkan?
Mungkinkah ini semua gara-gara pemenang tahun ini adalah “sastrawan TUK”, sehingga tentu saja ini merupakan “kabar menggembirakan” bagi yang selama ini “anti TUK”? Dan aksi cuek yang dipertontonkan komunitas blog dengan demikian adalah semacam “aksi boikot”? Hmm, alangkah lucu, aneh, dan absurdnya jika benar itulah hal yang terjadi.
4 comments:
Nirwan sendiri tidak mengabarkan kemenangannya di blognya sendiri. Tampaknya baginya itu memang bukan sebuah kejutan, atau bukan kabar gembira, atau bukan lagi kebanggaan, atau apa ya? Boikot pada diri sendiri? Mas Ook, ini menurut saya tidak aneh, tidak lucu, dan tidak absurd kok.....
Bung Hasan, akui saja kontes ini penting & berarti buat anda. Itu sebabnya mengapa anda ikut, dan (dengan bangga plus bersemangat) mewartakannya sewaktu karya bung masuk nominasi, bukan? Pertanyaan saya sederhana saja: kok memberitakannya cuma sepotong? Kalau yang menang "Orgasmaya" pasti lain ceritanya kan?
Tentang ND, mungkin benar KLA bukan hal penting baginya (dia pernah bilang begitu pada saya lewat email), hanya saja mengapa toh bukunya dikutkan juga--dan menang?
Ya, saya tidak pernah menolak untuk mengakui bahwa ini kontes penting dan amat berarti buat saya. Ada satu alasan bagi saya untuk terus menerbitkan buku, setahun satu, yaitu KLA. Kenapa tidak memberitakan kemenangan ND di blog saya? Sederhana saja, saya pikir itu bukan berita lagi, dan saya pikir lagi pengunjung blog saya sudah tahu semua siapa yang menang tidak dari blog saya. Katakankanlah tidak memberitakan itu semacam sikap saya juga. Saya boleh bersikap bukan? Tidak salah kan? Kalau memang itu yang jadi perhatian anda. Tidak ada yang aneh bukan?
Bukan eh ya ... tabik bung Hasan, terus ditunggu gebrakan2 barunya. Salam hangat
Post a Comment