Dunia tak begitu buruk
dalam sebuah sajak. Tapi kau harus
bergulat lebih dulu, merebutnya.
Menyudahi sekat-sekat bahasa
yang menjebaikmu dalam sempit
kamar-kamar tak berjendela.
Sesudah itu, sebuah jalan panjang berkelak-kelok
membawamu pada ambang yang bimbang,
hari yang tanpa almanak.Musti
kau putusan sendiri kapan kau terlahir
kembali ke dunia. Namamu yang lama
telah terhapus di bawah musim
yang pelan mengembang dari balik
sepuluh jari-jemari anganmu hijau ungu
berganti-ganti. Yakinlah tapi, tiada jadwal
resmi yang dulu merongrongmu,
menderamu dengan tanda-tanda
yang tak ada. Sebab kini kau hanya lengang ruang,
lapang seleganya, bukan lagi sesiapa apa.
Tanpa kiblat selain jagat.
No comments:
Post a Comment