- Menafsir Malna
Sebelum dituliskan ia masih sepenuhnya gerimis
Melayang merdeka tak beribu-bapak di udara tak bernama
Lantas lembut sempurna bisa kau rasakan mendarat ia
Di pusat kebun, atau pada pepuncak ubunmu
Sewaktu kau berkeras menuliskannya, menguncinya
Dalam kotak-kotak sempit yang kau sebut sajak, mati-matian ia
Memberontak, seakan menampik garis takdir yang begitu saja
Kau paksakan pada cair wujudnya tak bersilsilah
Sewaktu rampung dituliskan, atau begitulah kau menduganya
Terang kau pastikan tak tersisa lagi itu gerimis, tak ada juga kau
Yang riuh mencatatnya pada ini wadah sarat cacat--
Hanya ada sepi di ujung baris yang sekonyong buntu, gagu
No comments:
Post a Comment