Dua Larik Desember
/1/
Desember adalah bulan yang sedih.
Ada yang menatap cemas pada lembar almanak
Yang hampir tamat. Tahu, musim
Senantiasa tanggal, dan tahun mengelupas
Oleh hujan yang tempias pada parasnya kelabu.
/2/
Di ruang yang jauh seorang yang lama
Menunggu, akhirnya percaya bahwa sorga memang
Tak pernah ada. Hanya ada sejumlah nama, beberapa baris
Alamat, di mana ia pernah mampir suatu kali, dulu
Mencoba menyapa. Sebelum akhirnya terusir.
(2007)
Di Ruang Ini
Di ruang ini lelaki itu pernah duduk
Mungkin pernah ditulisnya surat sepucuk
Pada sebuah petang yang agak tak biasa
Mungkin ada disebutnya juga namamu
Tanpa setahumu, pada ujung paragrap
Dibisikkannya yang urung tertulis
Yang lantas dijemput angin yang lewat
Yang sehabis menyapa jendela
Membawanya pada kemungkinan lain
Pada alamat lain yang tak pernah
Dipikirkan lelaki itu sebelumnya
Lelaki itu mungkin saja aku adanya
Barangkali saja kaulah lelaki itu
Di ruang ini kau duduk suatu kali
Takzim kautuliskan surat sepucuk
Pada sebuah petang sedikit suram
Kau sebut namaku berulang kali tapi
Pada ujung baris itu entah kenapa
Kau ragu-ragu dan batal kautuliskan
Jejak gerimis yang sampai di halaman
Padahal begitu lama sudah aku bersabar
Di ruang ini duduk menantikan
Rahasia hujan genap tersampaikan
(2007)
No comments:
Post a Comment