APAKAH beda penyair kecil dan penyair besar? Simpel dan sederhana. Penyair kecil itu sama dengan pencuri kecil, sedang penyair besar tentu saja juga seorang pencuri besar. Penyair kecil melakukan pencurian kecil-kecilan, jumlahnya sedikit dan tidak berarti. Teknik mencurinya juga mungkin kasar dan seadanya.
Adapun penyair besar melakukan pencurian besar-besaran. Jumlahnya tidak kepalang tanggung, tapi yang paling penting barangkali adalah trik mencurinya itu. Penyair besar memiliki cara-cara canggih dan halus, sehingga pada akhirnya hampir tidak ketahuan lagi bahwa hakikatnya ia hanya mencuri harta orang lain juga.
Seorang penyair kecil, seperti saya ini, segera ketahuan kalau habis mencuri. Soalnya cara-cara saya cenderung kasar dan sembarangan. Lagi pula penyair kecil cenderung melakukan pencurian dengan sasaran yang sama. Misalnya, kalau sudah pernah sukses mencuri celana di jemuran tetangga, ia suka ketagihan ingin melakukannya lagi di jemuran yang sama.
Ia tak punya cukup nyali dan bakat untuk melakukan eksperimen yang nyerempet-nyerempet bahaya. Ia cenderung mencari aman, dan cepat puas. Tentu saja triknya yang miskin ini hanya makin membuatnya dikenal sebagai pencuri kelas teri.
Penyair besar tidak begitu. Kalau sudah pernah sukses nyolong celana di jemuran tetangga, lain kali mungkin ia akan mencoba melakukannya di pasar, meningkat lagi di mal, dan begitu seterusnya. Mungkin juga ia tidak puas hanya mencuri celana saja. Yang lain-lain—kalau memang ada kesempatan--juga ikut diembatnya : kaos singlet, kaos oblong, kemeja, sepatu, termasuk sandal yang lagi bengong di masjid
Penyair besar mungkin juga tidak langsung puas dengan hasil curiannya. Celana yang berhasil dibawanya kabur, misalnya, dipermak dulu sebelum dipakainya. Kadang-kadang sesudah dipermak celana curian itu malah jadi lebih keren dari aslinya. Nah, baru sesudah itu ia berani petantang-petenteng dengan celana curiannya. Maka, kecuali pemilik asli celana itu, ditanggung orang lain bakal susah sekali mengenali jatidiri sang celana.
Adapun penyair besar melakukan pencurian besar-besaran. Jumlahnya tidak kepalang tanggung, tapi yang paling penting barangkali adalah trik mencurinya itu. Penyair besar memiliki cara-cara canggih dan halus, sehingga pada akhirnya hampir tidak ketahuan lagi bahwa hakikatnya ia hanya mencuri harta orang lain juga.
Seorang penyair kecil, seperti saya ini, segera ketahuan kalau habis mencuri. Soalnya cara-cara saya cenderung kasar dan sembarangan. Lagi pula penyair kecil cenderung melakukan pencurian dengan sasaran yang sama. Misalnya, kalau sudah pernah sukses mencuri celana di jemuran tetangga, ia suka ketagihan ingin melakukannya lagi di jemuran yang sama.
Ia tak punya cukup nyali dan bakat untuk melakukan eksperimen yang nyerempet-nyerempet bahaya. Ia cenderung mencari aman, dan cepat puas. Tentu saja triknya yang miskin ini hanya makin membuatnya dikenal sebagai pencuri kelas teri.
Penyair besar tidak begitu. Kalau sudah pernah sukses nyolong celana di jemuran tetangga, lain kali mungkin ia akan mencoba melakukannya di pasar, meningkat lagi di mal, dan begitu seterusnya. Mungkin juga ia tidak puas hanya mencuri celana saja. Yang lain-lain—kalau memang ada kesempatan--juga ikut diembatnya : kaos singlet, kaos oblong, kemeja, sepatu, termasuk sandal yang lagi bengong di masjid
Penyair besar mungkin juga tidak langsung puas dengan hasil curiannya. Celana yang berhasil dibawanya kabur, misalnya, dipermak dulu sebelum dipakainya. Kadang-kadang sesudah dipermak celana curian itu malah jadi lebih keren dari aslinya. Nah, baru sesudah itu ia berani petantang-petenteng dengan celana curiannya. Maka, kecuali pemilik asli celana itu, ditanggung orang lain bakal susah sekali mengenali jatidiri sang celana.
2 comments:
maknanya sama seperti kata-kata penyair TS Elliot. Dia bilang, ‘penyair teri meminjam, dan penyair kakap mencuri’
good ^ ^
persis, memang kata2 Elliot itulah yang jadi sumber asal artikel ini, salam
Post a Comment