Membaca puisi / Menulis puisi / Bukanlah urusan / Seringan angkat besi (Ikranagara)
07 August 2009
Rendra dalam Kenangan (1935-2009)
Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo
Di tempat yang lama
aku teringat lagi
akan segala kesedihanku
yang telah lalu.
Di kebun rumah tetangga ini
di mana aku biasa bersembunyi
aku terkenang lagi
Willy yang kecil
menangis tersedu.
Pohon-pohon di sini masih seperti dulu
cuma lebih tua, lebih akrab, dan tahu.
Pohon mangga, pohon nangka, dan pohon randu.
Di pokok menempel lumutan dan di dahan benalu.
Pagarnya bunga merak, bunga sepatu dan rumput perdu.
Semuanya masih ada di sini
dan sekarang dengan akrab
Kami berpandangan lagi.
Kepada pohonan di sini aku biasa berlari
dan dengan aman aku uraikan
segala duka yang aku rahasiakan
segala tangis yang kusembunyikan
dan bahkan kasmaran yang pertama.
Mereka tahu memegang rahasia
dan selalu sabar
memandang kelemahan.
Melihat tanah di sini yang kelabu
dan mendengar daun berisik di dahan-dahan
aku terkenang lagi
Willy yang kecil
menangis tersedu.
Tapi menyenangkan juga dikenangkan
bahwa akhirnya satu demi satu
berpuluh kesedihan
telah terkalahkan.
(Dari Kumpulan Puisi “Sajak-Sajak Sepatu Tua”, penerbit Pustaka Jaya, 1978)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Selamat jalan penyair
perlihatkan pada Tuhan
puisimu yang dalam pembangunan
-Terima kasih-
Post a Comment