Seperti biasa
Kita memilih diam
Menyerahkan perjalanan
Kepada sunyi
Kita percaya saja
Ia terlebih paham
Bagaimana mengurai jarak
Dalam sejumlah kelokan
Rambu-rambu cuaca
Di luar jendela
(Dan diri kita)
Tak berarti apa-apa
Kadang seseorang
Mencoba juga memecah
Kebuntuan dengan kata
Tapi ia yang duduk di depan
(Yang teramat paham
Menyatukan arah) menggeleng
Memohon agar tak seorang pun
Mengacau perjalanan
No comments:
Post a Comment