Jangan pernah tanya, nak
muasal sebuah sajak --
aku pun tak hendak,
kuulangi, aku pun tak kuasa
berkisah banyak
perihal ini kata-kata
yang meringkusku manis,
memukauku terhenyak begini.
Aku melainkan sekadar
duduk dan menuliskan belaka
yang dibisikkan, kukira
dewa-dewa pada kupingku tuli,
kanan dan kiri ini.
Maka, tak usah tanya, nak
muasal sajak, cukuplah saja
kau yakini sepenuh hati
bahwa kita terhubung,
sebab terlahir dari suatu sumber
yang sama, jauh di hulu waktu.
Lama sebelum kata pertama
ditemukan dalam sajak,
kita bisu dan tak punya nama,
tapi di pusatnya sekali tegak --
bergolak, mungkin meledak.
No comments:
Post a Comment