Sajak-sajakku telah penuh
Tak tahu di mana lagi mesti menaruh
Harapan dan keluh-kesahmu itu
Kata dan baris begitu berjejal
Ada yang terpaksa berdiri
Bergantungan pada judul di pintu
Seperti bus kota di Jakarta
Banyak impian musti ditinggalkan
Sebagian rencana terpaksa dibatalkan
Beberapa lagi hilang tercopet waktu
Terlantar begitu saja sepanjang jalan
Macet penuh rambu-rambu
Menunggu seribu tahun lagi
Barangkali saja masih ada
Bus kota lain yang masih kosong
Tujuan masih jauh
Tapi sajak-sajakku telah penuh
Mimpi-mimpimu, keluh-kesahmu itu
Maaf, tak bisa ikut terbawa
No comments:
Post a Comment