Nak, sukalah kiranya
Kau maklumi bapakmu ini
Sudah setua begini
Tahunya cuma nulis puisi
Pilihan sepi tak biasa
Banyak merenungnya
Tapi tak ada uangnya –
Begitu pun masih ia tak jera
Tak bisa kujelaskan padamu
Ini semacam kegilaan
Mungkinkah juga kutukan
Dewa-dewa pada manusia?
Manusia celaka macam aku
Lebih suka kutabrak aturan
Pun lebih rela terkucil dari
Nyaman dunia benda
Nak, sekali lagi kumohon
Sukalah kau maklumi aku ini
Bapakmu ini sudah telanjur gila
Biarlah dia bahagia dalam gilanya
No comments:
Post a Comment