Untuk setiap puisi
Aku perlukan secangkir kopi
Campurkan gula secukupnya :
Puisi juga butuh semacam pemanis
Barangkali sebaiknya pada penghujung baris?
Menuangkan rasa :
Tuanglah selagi panas masih
Nanti meruap sangit aroma langit
Mengaduknya pelan saja :
Cermat lagi hati-hati
Sebelum mereguknya sedap
Aku selalu percaya
Dari balik pekat ampas waktunya
Bakal terbaca isyarat
Tapi, untuk setiap pertanda
Aku perlukan sesayat luka
No comments:
Post a Comment