https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=34375937#settings

12 January 2007

Sastra Koran

DI MATA seorang Katrin Bandel kaberadaan “sastra koran” lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya.(periksa bukunya “Sastra, Perempuan, Sex, Jalasutra 2006). Ia misalnya menyebut sastra koran hanya menjadi ajang elitis tempat kangen-kangenan sejumlah nama yang terlibat di dalamnya.

Sastra koran menjadi tempat para penulisnya saling melempar pujian, seraya menggoblok-goblokan pihak lain yang dianggap lawan. Sastra koran menjadi rawan disalahgunakan untuk kepentingan lain yang di luar sastra, karena posisi redakturnya yang boleh dikata “maha kuasa”.

Dari segi mutunya, sastra koran juga layak dikasihani. Kadang-kadang memang ada tulisan bagus, katanya, tapi jauh lebih banyak yang payah. Banyak esai yang dibuat serampangan, asal kelihatan keren dan gagah dengan banyak mengutip statemen heboh tokoh terkenal tanpa jelas konteksnya dengan esainya sendiri.

Genre sastra lainnya seperti cerpen juga setali tiga uang. Karena sempitnya kuota halaman yang disediakan, cerpen-cerpen di koran akhirnya sering terjebak menjadi cerpen yang betul-betul “pendek” – pendek ceritanya, pendek juga bobot sastranya. Kiranya klausul minimnya kuota halaman ini harus disebut juga sebagai salah satu penyebab banyaknya esai yang dibuat serba tanggung di koran.

Tapi di mata saya, keberadaan “sastra koran” masih lebih banyak manfaatnya. Memang ada kelemahan di sana-sini, seperti disebut Katrin Bandel di atas. Tapi mungkin sebaiknya kita bersikap lebih rileks menghadapinya. Bagi saya halaman-halaman sastra koran – dengan segala plus minusnya – menjadi alternatif yang layak disyukuri di tengah langkanya media sastra – yang dianggap layak dan “standar” – sekarang ini.

Sedikit tambahan, mungkin ada baiknya juga kita pintar-pintar memilih koran yang akan kira kirimi tulisan. Sebab, seperti kata Katrin Bandel. yang disebut “redaktur tolol” dan “sok kuasa” itu memang sungguh ada. Nah, redaktur-redaktur yang kerjanya senang bikin bingung ini, hemat saya sebaiknya, maaf, dijauhi saja.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...