Daun-daun menguning, musim berangkat
coklat, lalu rontok ke bumi --
bagai harapan dan kau. Kita hanya menunggu
segalanya menjadi lengkap. Tak perlu
sajak untuk menandai. Karena kata-kata
juga layu pada saatnya. Kita berbaring saja
diam-diam, di antara musim rebah.
Bermimpi dan mati. Menjelma dongeng
dan asap. Sebelum lalu dilupakan.
1 comment:
( Menelusuri Sabda Pena )
Ada yang berpuisi
ada yang memuji
ada yang berimajinasi
ada yang berapologi
Anak manusia terlahir memang untuk berkarya
walau hanya lewat sentuhan kata
dan seuntai makna cerita.
Karenanya, jangan berhentilah mengasah pena
terus pertajam ujungnya
hingga membuat dinding-dinding dunia
penuh dengan coretan-coretan sabdanya...
Metropolitan, 12 Des '06
http://www.isyarathati.blogspot.com
Post a Comment