https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=34375937#settings

15 December 2006

Suster Marietha

(Ini sebuah cerita tentang hal yang, mungkin, bagi banyak dari kita remeh dan sepele. Atau nonsens. Tapi saya ingin membagikannya kepada anda , karena menurut saya kisah ini begitu menyentuh. Semoga bermanfaat. Terima kasih untuk rekan Nicolas Lie yang mengirimkan kisah indah ini).

SAYA adalah seorang biarawati dari tarekat CB yang berkarya di Kupang NTB. Nama saya suster Marietha CB, umur 37. Tiga tahun yang lalu saya divonis oleh dokter di RS Panti Rapih Yogya bahwa saya menderita kanker payudara stadium 1B. Selama 1 tahun lebih saya berusaha minum obat-obatan tradisional dan teh hijau, tapi setelah 1 tahun saya cek kembali ke dokter di Panti Rapih, malah bertambah menjadi stadium 2B. Kemudian oleh seorang ibu di Semarang, saya dianjurkan pergi ke pastor Yohanes Indrakusuma, di desa Cikanyere Cipanas-Jawa Barat, untuk minta didoakan.

Pada waktu pastor Yohanes menumpangkan tangan diatas kepala saya, dia berkata : "Suster, pasti meyimpan dendam yang sudah lama kepada seseorang di hati suster." Mendengar itu saya menangis tersedu-sedu dan saya katakan kepada pastor :"Benar pastor, saya memang membenci ayah saya sejak saya di SMP, karena ayah saya telah menghianati ibu, 2 kakak saya dan saya. Kami diusir dari rumah kami, kemudian ayah dan seorang wanita menempati rumah yang sudah ber-tahun-tahun kami tempati itu".

Sejak itu ibu saya sakit-sakitan dan akhirnya meninggalkan kami selama-lamanya. Sejak itu saya memendam kebencian terhadap ayah. Setelah mendengarkan cerita saya, pastor Yohanes berkata :"Ya, itulah BIANG dari penyakit suster, selama suster tidak mau mengampuni ayah, obat apapun tidak akan menyembuhkan suster. Dan mengampuni bukan hanya dengan kata-kata, tapi harus dibuktikan dengan perbuatan."

Setelah itu saya minta izin cuti selam 6 bulan kepada suster provincial CB untuk menengok dan merawat ayah, karena saya dengar dari saudara ayah kalau ayah terkena stroke. Selama 6 bulan itu saya merawat ayah dengan cinta kasih yang tulus. Selama bersama ayah saya tidak minum obat apapun. Setelah selesai masa cuti, sebelum kembali ke Kupang, saya ke RS Panti Rapih di Yogya untuk cek up kembali.

Dokter yang merawat saya sangat heran dia bertanya :"Suster minum obat apa selama ini?" Saya jawab kalau tidak minum apa-apa. Saya balik bertanya ada apa dokter? Dokter menjawab dari hasil pemeriksaan baik darah maupun USG semuanya NEGATIVE. Langsung saya jawab obatnya PENGAMPUNAN. Dokter heran dan bertanya apa maksud suster? Saya ceritakan semuanya, kemudian dokter berkata wah kalau begitu kepada pasien-pasien saya yang menderita kanker, saya akan bertanya apakah Anda punya perasaan dendam atau benci terhadap seseorang. Kalau jawabannya YA, saya akan suruh berdamai dan memberikan pengampunan seperti suster, sambil tertawa-tawa si dokter menepuk pundak saya.

Demikianlah pengalaman yang saya alami bisa dibagikan kepada saudara semua, bahwa PENGAMPUNAN itu sangat besar faedahnya, tidak hanya untuk jasmani tapi juga rohani kita.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...