https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=34375937#settings

01 December 2006

SmackDown ?

SMACKDOWN sebagai pola pikir dan pola laku sebetulnya sudah lama kita pelihara dan lestarikan. Dalam skala kecil-kecilan kita kerap mempraktikkannya kepada seorang pencuri sandal yang kepergok di masjid, atau seorang maling jemuran yang kebetulan lagi sial. Dalam skala massal dan kolosal kita telah “sukses” menggelar “smackdwon” di Poso, sesudah sebelumnya di Ambon, dan tentu saja di Jakarta saat kerusuhan Mei 1998.

Petugas tramtib di Jakarta juga mahir ber-smackdown. Yang menjadi lawan mereka biasanya para pedagang kakilima atau joki-joki three in one yang kalau pagi pada berdiri berjajar di kawasan elite Jakarta. Belum lama ini ada seorang ibu yang ketangkap, lalu dibotakin kepalanya -- itulah rupanya cara sang petugas tramtib “membanting jatuh” lawannya. Kelompok berjubah putih yang menyebut diri “pembela” salah satu agama mayoritas di sini juga kerap bersmackdown ria ke tempat-tempat yang mereka tuduh sebagai sarang “maksiat”. Di pentas politik? Oh, kita tak pernah kekurangan suguhan “smackdown”.

Maka kalau tayangan “smackdown” diberangus dari layar kaca itu bukan berarti lantas kita bakal kehilangan tontonan itu. Itu juga bukan berarti lalu anak-anak kita menjadi “aman” dari segala ekses pola pikir dan pola laku keras yang tampaknya makin jadi “biasa” itu. Suguhan berita kriminal di koran dan tetelvsi akan tetap dan terus ada, karena memang sebagian dari kita menyukainya. Dan sebagai komoditas ia tak kenal musim. Statistik juga membuktikan bahwa suguhan tontonan keras digemari banyak orang. Ini lalu artinya apa?

Penjelasan “bodoh”nya barangkali, karena di dalam diri setiap kita ternyata mengendon naluri “binatang” yang sesewaktu butuh dpuaskan.Tontonan “smackdown” menjadi kanal bagi sang hewan untuk sebentar memuaskan naluri purbanya itu. Jadi, percuma sajakah kita ribut-ribut melarang tayangan “smackdown” beberapa pekan ini? Tidak juga sih, hanya saja janganlah kelewat berharap bahwa urusan akan begitu gampang selesai dengan cara main larang ini atau itu, seperti kebiasaan kita selama ini.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...